Bercermin pada Sahabat

Video disunting dengan menggunakan Aplikasi Canva


Ketika menatap paras-paras teduh sahabat, bersyukurlah. Begitu banyak pelajaran yang bisa dipetik dari mereka. 

Sahabat laksana bintang gemintang. Tiap titik cahayanya menunjuki kita luas kehidupan. Betapa Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى menghadirkan berbagai karakter sahabat untuk memperkaya jiwa kita.

Sumber Gambar : bintang pada link ini


Sahabat juga bagaikan cermin. Tersabda oleh manusia paling agung, Baginda Rasulullah ﷺ :

الْمُؤْمِنُ مِرْآةُ الْمُؤْمِنِ

“Seorang mukmin adalah cermin bagi mukmin yang lain.”

Bukankah hakikat cermin itu memantulkan cahaya?

Jika terdapat silap bayang cermin dalam pandangan, manakah yang harus diperbaiki? Kaca atau orang yang berkaca?

Maka, niat ingin meluruskan sifat, ucap maupun perbuatan sahabat. Mesti didahulukan menelusuri diri dan hati. Bersihkan dari iri dan dengki.

Keinginan mengkoreksi sahabat, mesti dilandasi cita-cita mulia. Yakni bersama gapai Ridha dan Rahmat Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى, hingga kelak berkumpul-kumpul lagi di SurgaNya.

المرء على دين خليله فلينظر أحدكم من يخالل

“Seseorang itu sesuai dengan agama teman dekatnya, maka hendaklah kalian melihat siapakah yang menjadi teman dekatnya”. (HR. Abu Daud dan Tirmidzi, dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani)



Bukankah dari sahabat pula, terbias sinar kesabaran dan kesyukuran?

Lihatlah ia menghadapi pedih dan pelik. Lantas tataplah ia mendekap bahagia serta haru.

Berbagai peristiwa yang ia lalui, adalah lembar demi lembar hikmah yang kita kumpulkan dalam pelukan pemahaman.

Berbagai rahasia yang ia amanatkan, adalah tunas demi tunas kepercayaan yang kita tanam dalam bilik hati kecintaan.


Karunia dibersamai sahabat, adalah anugerah yang mahal. Lihatlah para nabi yang hingga akhir hayatnya tak memiliki pengikut.

Kita manusia biasa penuh jelaga dosa, masih diberi kesempatan berkumpul dengan ruh-ruh yang senafas.

الأَرْوَاحُ جُنُودٌ مُجَنَّدَةٌ فَمَا تَعَارَفَ مِنْهَا ائْتَلَفَ وَمَا تَنَاكَرَ مِنْهَا اخْتَلَفَ

“Ruh-ruh itu (seperti) pasukan yang mengelompok, maka ruh-ruh yang saling kenal akan menjadi akrab, adapun ruh-ruh yang tidak saling kenal akan menjadi saling tidak cocok.” (HR. Bukhari)

ٱلْحَمْدُ لِلَّٰهِ رَبِّ ٱلْعَالَمِينَ
مَاشَاءَ اللهُ تَبَارَكَ اللهُ

Komentar

  1. Masya Allah Tabarokallah .. Semoga Allah senantiasa mengumpulkan qt dg org2 baik dan membimbing qt unt trs belajar berbuat baik pd siapapun, termasuk kpd yg tdk memperlakukan qt dg baik ..

    BalasHapus
  2. Masha Alloh, Bahasanya begitu indan, terasa nyaman dan damai saat membacanya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Masyaa Allah tabarakarrahmaan. Terimakasih sudah berkunjung :)

      Hapus

Posting Komentar

Sila tinggalkan jejak komentar, saran, masukan, kritik dan segenap tanggapan. Ummi tidak setiap hari memeriksa blog ini. Namun, insyaa Allah diusahakan membalas semampunya apabila senggang. Terima kasih atas kunjungannya :)

Postingan Populer