Baik, Bersih dan Mulia

Video disunting oleh aplikasi Canva

Jika merasa diri paling cantik, ingatlah, masih ada Ibunda Sarah yang membuat Raja Mesir terserang stroke seketika tatkala ingin menistakannya.

Allah ﷻ bekukan separuh bagian, bahkan ada yang berkata seluruh tubuh kecuali lisan--- bergeming. Hanya untuk menyentuh paras Ibunda Sarah. Secantik apapun, tak mungkin membuat syaraf lelaki membeku dalam sekejap, bukan?

Jika merasa diri paling tampan, ingatlah masih ada Yusuf عَلَيْهِ السَّلَامُ yang dibukakan seluruh tabir kebagusannya. Hingga nyonya pembesar Mesir mengoyak belakang jubah pemuda itu. Juga para wanita kolega sang istri pejabat, mengiris tangannya terperangah.

Belum termasuk jika sembilan bagian kerupawanan Rasulullah ﷺ dibentangkan. Niscaya, siapapun yang menatap, akan menghujami hatinya sendiri. Beruntunglah wanita di zaman Beliau; hanya terguyur cahaya satu bagian tabir, ditambah kewibawaannya.

Maka, apakah keelokan wajah yang sekedar berhadiah histeria itu mumpuni untuk dibanggakan?
Sumber gambar : genpi.co


Merasa cantik dan tampan saja, bisa sangat menggelikan. Apatah lagi merasa baik, bersih dan mulia. Bagaimanakah sebutannya?

Sebab, iblis merasa lebih tinggi daripada Adam عَلَيْهِ السَّلَامُ, hingga tak mau menyertai para malaikat sujud di hadapan sang makhluk bungsu.

Iblis merasa lebih baik karena pernah sujud 40.000 tahun tanpa jeda. Iblis merasa lebih bersih karena senioritasnya mentaati Allah ﷻ. Iblis merasa lebih mulia karena tercipta dari api, daripada manusia yang dibentuk oleh tanah liat yang hina.

Padahal, canda Gurunda Salim Akhukum Fillah, "Harga tanah semakin hari makin meningkat. Sedangkan korek api sejak dulu ya segitu-gitu aja".

Sumber gambar : amp.kompas.com

Pantaslah kiranya Imam Hasan Al Bashri senantiasa berwasiat, "Orang lain pasti lebih baik, lebih bersih dan lebih mulia daripada saya".

Tuan Guru Abdul Somad juga mengatakan, "Jika bertemu anak muda; berpikirlah dosanya masih sedikit. Maka dia lebih baik. Pun ketika berjumpa hamba yang telah lanjut usia; beliau lebih mulia, karena amal kebajikannya sangat banyak".

Sebagai penutup, mari kita hikmati bersama Firman Allah ﷻ berikut ini :

يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَىٰ وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا ۚ إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ

"Wahai manusia, sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan perempuan. Kemudian, Kami menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Mahateliti". (QS. Al-Ḥujurāt : 13)

Ayat di atas secara tersirat bertutur bahwa tidak terdapat penanda kemuliaan itu pada tampilan luar raga manusia. Maka marilah, berlomba-lomba untuk menjadi pribadi yang dicintai Allah Subhana wa Ta'ala. Tanpa meremehkan sesama hamba-Nya.

Sebab siapa tahu, di tengah-tengah kita, mengutip ungkapan Gurunda Salim Akhukum Fillah : terdapat kekasih Allah ﷻ yang tersembunyi.

Mereka ialah pribadi penuh keikhlasan yang disebut-sebut Allah ﷻ di hadapan makhluk-makhluk mulia di sisi-Nya. Meski mungkin mereka tak terkenal di muka bumi.

Sumber gambar : dream.co.id

Kitalah yang patut mewaspadai diri, apalagi jika masyarakat telah mengenal kiprah peranan apapun. Masihkah tersisa cinta-Nya kepada diri penuh jelaga dosa yang kadang lebih khawatir terhadap penilaian sesama, daripada hisab Allah ﷻ dan catatan para malaikat.

Sebuah renungan diri. Mohon maaf atas segala kekhilafan memaknai dan menuliskan.

ٱلْحَمْدُ لِلَّٰهِ رَبِّ ٱلْعَالَمِينَ
مَاشَاءَ اللهُ تَبَارَكَ اللهُ 

Komentar

Postingan Populer