Kekokohan yang Lembut

Dalam bingkai : Halal Bihalal IKAPTK Kota Blitar beberapa hari yang lalu. Ini formasi lebih dari 80% Kakanda, Ayunda, Dimas dan Adinda alumni yang dapat hadir. Ummi dan para Aunty sayap kiri tertawa lepas bingit ya. Raut muka alami khas emak rempong 😄

Menafasi jati diri sebagai Alumni Wanita Praja, Ummi terbiasa bertegur sapa dengan Praja maupun Alumni Putra. Jumlah mereka 3 bahkan 4 kali lipat daripada satuan putri.

Hatta, dalam 17 tahun pengabdian di Kota Blitar, Ummi bekerjasama dengan dominasi pegawai pria selama lebih dari 11 tahun. Merasai lagi jiwa keibuan terbalut kekokohan perangai yang menguar. 

Kadang, Ummi bertanya pada Abi, "Sayang, aku cantik nggak?"

Pertanyaan retoris ini bukan menggampangkan cinta lelaki pada istrinya, dengan penampilan lahiriah semata. Namun, tak lain adalah kerinduan terhadap fitrah diri yang feminin. Maka, ketika Abi menjawab dengan berdehem, itu adalah kelegaan yang tiada terlukiskan.

Dalam bingkai : Anggota IKAPTK Kota Blitar bersama pasangan dan buah hati. Sebenarnya masih banyak yang ga kefoto sih. Ada yang sholat, lagi di toilet, ngadem di taman atau malu kejepret kamera. Contohnya Mbak Aiko 😁

Hikmah lain berada dalam lingkar interaksi yang maskulin, diri peragu ini belajar untuk senantiasa tegas dan lugas. Sebab, Institut Pemerintahan Dalam Negeri memang mencetak kader birokrat, yang kerapkali harus sigap memutuskan. Tak jarang dalam durasi yang singkat, namun tetap mengedepankan win-win solution.

Maka, berada dalam tautan persaudaraan Ikatan Keluarga Alumni Pendidikan Tinggi Kepamongprajaan (IKAPTK), khususnya Kota Blitar, adalah karunia yang Ummi syukuri. Bersanding dengan penentu, perumus hingga pelaksana kebijakan serta kearifan lokal yang membumi. 

Baiklah segitu dulu testimoni singkat Ummi selaku Alumni Ksatrian. Semoga bermanfaat. Terima kasih telah berkunjung ke website ini 💕 

Salam literasi. 😊

مَاشَاءَ اللهُ تَبَارَكَ اللهُ

Komentar

Postingan Populer