Bukankah Ibu?
Bukankah ibu yang dikaruniai tiga keistimewaan, sedangkan ayah tidak?
Bunda mengandung, melahirkan dan menyusui. Tiga kemuliaan yang lelaki tidak memilikinya. Oleh karena itu Baginda Rasulullah ﷺ bersabda "Ibumu, Ibumu, Ibumu" , kemudian baru "Ayahmu".
Bukankah para ibu yang disebut dalam Al-Qur'an sebagai wanita penghulu surga?
Ibunda Asiyah binti Muzahim, istri Fir'aun sebagai ibu angkat Musa. Ibunda Maryam yang harus menggoyangkan pokok kurma, untuk pemulihan diri setelah lahirkan Isa. Ibunda Khadijah binti Khuwailid sebagai golongan mula-mula, yang mengimani kerasulan suaminya. Hingga, putri mereka, Ibunda Fatimah Az-Zahra sebagai madrasah pertama para pemuda surga : Hasan dan Husain radhiyallahu anhum.
Bukankah para ibu yang menafasi kehidupan sebagai kusuma bangsa ini?
Ratu Kalinyamat, Sang Mawar dari Jepara; mengirim ribuan pasukan dalam ratusan kapal menuju Malaka, untuk melawan Portugis. Cut Nyak Dien, Sang Ibu Perbu, yang gigih bergerilya dari hutan ke hutan melawan penjajahan. HR. Rasuna Said, Sang Ibu Jurnalis dan Diplomat, yang meretas perjuangan pada jalur politik. Raden Ajeng Kartini, Sang Pejuang Emansipasi, yang mengikhlaskan beasiswa ke Belanda pada KH Agus Salim, demi darma baktinya untuk suami dan membuka lembaga pendidikan bagi anak-anak sekitar.
Serta sederet nama pahlawan wanita negeri. Mereka tak gentar lawan kolonialisme, di samping pengabdian utama terhadap keluarga.
Maka, kita pada era sekarang, semoga terus berlatih menjadi pribadi pembelajar. Sebab tugas bukan berangsur mudah. Meski teknologi meringkaskan cara. Namun, ketekunan itu tetaplah sebuah proses yang panjang. Seumur hidup.
Menjadi ibu generasi ini.
Selamat mensyukuri kodrat, Para Ibunda.
مَاشَاءَ اللهُ تَبَارَكَ اللهُ
Bagus..m
BalasHapusMasyaa Allah tabarakarrahman. Terima kasih atas kunjungannya 😊
Hapus