Istana Kemaafan
Memaafkan, konon terasa lebih berat daripada meminta maaf. Apalagi, jika seseorang memaksakan diri untuk merelakan luka batin. Bahkan, saat yang menyakiti tak juga kunjung menyadari kekhilafannya.
Rasulullah ﷺ pernah berkisah tentang dua manusia di pintu surga. Salah seorang sedang menuntut keadilan atas perilaku saudaranya kepada Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى
Lantas, Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى yang Maha Bijaksana menunjukkan kepada hamba yang terluka batin ini, istana yang indah. Dindingnya dipenuhi batu mulia. Ujung kiri dan kanan tidak tampak oleh pandangan mata, saking luasnya. Megah. Besar. Luar biasa tak pernah terbayangkan.
Maka sang hamba bertanya, "Bagaimana dan siapa yang bisa menempati istana itu, Ya Rabb?"
Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى menjawab bahwa hanya hamba yang mengikhlaskan kekhilafan atau kedzaliman saudaranya, dapat menghuni istana tersebut. Hingga, tak berpikir panjang lagi, sang hamba melupakan luka lahir batin selama di dunia, untuk menebus kenikmatan istana kemaafan.
Maka, cepatlah pulih para istri yang merajuk karena kesilapan kecil ataupun kelalaian besar suaminya. Tanpa menunggu sang belahan jiwa meminta maaf.
Para ayah dan ibu. Segeralah maklumi tutur kata, sifat dan sikap anak-anak yang tak jarang menghentak sanubari hingga kesabaran.
Para kakanda, ayunda, dimas ataupun adinda. Melesatlah untuk sayangi saudara saudari, bahkan ketika mereka dalam keadaan yang menyakiti relung hati.
Segera hilangkan ingatan pahit terhadap goresan khilaf bahkan kedzaliman kerabat, rekan sejawat, sahabat sepermainan, tetangga hingga sekedar pengendara menyebalkan yang tak dikenal di jalan raya.
Bukankah istana kemaafan akan meriah jika dihuni bersama keluarga tercinta dan masyarakat sekitar kita?
Aduduh. Ini nasehat untuk Ummi. Disadur dari berbagai referensi dan kajian para guru. Jika yang baca terinspirasi, semoga jadi pemberat timbangan amal di Yaumil Hisab kelak. Aamiin Yaa Rabb.
ٱلْحَمْدُ لِلَّٰهِ رَبِّ ٱلْعَالَمِينَ
مَاشَاءَ اللهُ تَبَارَكَ اللهُ
Komentar
Posting Komentar
Sila tinggalkan jejak komentar, saran, masukan, kritik dan segenap tanggapan. Ummi tidak setiap hari memeriksa blog ini. Namun, insyaa Allah diusahakan membalas semampunya apabila senggang. Terima kasih atas kunjungannya :)