Hati yang Berkunjung
Tayangan pembuka disunting menggunakan Aplikasi Canva
Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى telah menjelaskan pada Firman-Nya yang mulia keutamaan menyambung persaudaraan, kekerabatan dan persahabatan. Salah satu hikmah tersebut dapat kita resapi pada terjemahan ayat berikut ini :
"Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapak, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri". (QS An-Nisa: 36)
Bersilaturahim, ujar Ustadz Salim Akhukum Fillah, hendaknya disambung pada yang terdekat dulu. Satu rahim ibu. Lalu satu rahim nenek. Dan seterusnya.
Namun, kita masyarakat timur gemar menyambung silaturahim dan menghubung-hubungkan kekerabatan nun jauh garisnya. Satu rahim Ibunda Hawa 😁
Dalam bingkai : Bapak Presiden kita tengah silaturahim dan sungkem kepada Ibundanya. Dokumentasi dari sini
Rezeki, tidak hanya berupa uang. Kisah-kisah berikut ini masih dari Gurunda Salim Akhukum Fillah. Beliau pernah bersebelahan dengan seorang direktur utama sebuah BUMN dan sudah sepuh, pada sebuah penerbangan.
Sang Direktur BUMN beberapa kali meneguk air putih, sembari melirik iri Gurunda yang lahap menyantap sajian pesawat. Direktur tersebut terpaksa berpantang makanan-makanan enak, demi menjaga kadar asam urat, kolesterol maupun gula darah.
Kisah selanjutnya, seorang marbot mesjid di sebuah perumahan elit. Ia berganti-ganti mobil mewah tiap hari.
Sebab, para penghuni perumahan elit merasakan keberkahan, jika mobil mereka dipakai sang marbot untuk kegiatan pengajian atau kemasyarakatan. Sedangkan, mereka sendiri tiap hari bersepeda mengikuti saran dokter.
Maka, hadits keluasan rezeki pada hikmah silaturahim jangan hanya dimaknai secara finansial. Namun, bukankah menyambung wicara akrab sambil menatap mesra saudara-saudari adalah rezeki? Bukankah menadah nasehat dari yang lebih dalam ilmu dan berpengalaman juga rezeki? Bukankah, ditraktir makan juga rezeki? 🤭
Dalam bingkai : Makan bersama beralaskan daun pisang sepanjang 500 meter. Foto diambil dari sini
Kisah berikutnya, Ummi sarikan dari Buku Jejak Malaikat di Bumi karya Bapak M. Hilal Tri Anwari.
Pada tiap langkah seorang hamba shalih masa terdahulu. Ia diwawancarai malaikat yang menyamar sebagai sesosok lelaki.
"Apa tujuan perjalananmu, duhai Kisanak?", tanya sang malaikat yang menyamar.
"Aku hendak mengunjungi saudaraku di kota sebelah", jawab hamba shalih.
"Untuk apa kau jauh-jauh berjalan kaki ke sana?", Sang Malaikat menguji lagi dengan tanya yang usil.
"Oleh sebab aku mencintainya karena Allah, maka aku mengunjunginya untuk ungkapkan cintaku itu", ujar hamba shalih dengan teduh.
"Maka ketahuilah duhai Kisanak. Allah juga mencintaimu tersebab tiap langkah kaki itu", sang malaikat memberi kabar gembira.
Dalam bingkai : Tampilan sampul depan Buku Jejak Malaikat di Bumi dari tautan ini
Pada hati yang saling berkunjung dalam tautan silaturahim, juga terdapat hikmah memperpanjang usia. Tetapi, tidak bisa dimaknai menambah umur secara kuantitas. Sebab, takdir kematian telah pasti.
Para ulama menafsirkan bahwa memperpanjang usia itu bermakna memperpanjang keberkahan dan manfaat dari umur yang dilaluinya. Bahkan setelah tiada, bisa jadi seseorang akan tetap dikenang. Hingga terus dirasai keberkahan dan manfaatnya bagi yang masih hidup.
Artinya, memperpanjang usia adalah kiasan terhadap perpanjangan kemanfaatan seorang hamba. Wallahu 'alam bish shawab.
Semoga Allah senantiasa merekatkan ruh dan jiwa kita dalam keimanan, keridhaan dan keberkahan. Aamiin Yaa Rabb 🤲
Sebagai penutup, marilah kita hikmati terjemahan Sabda Baginda Rasulullah ﷺ tentang silaturahim berikut ini :
"Wahai manusia, tebarkanlah salam, berilah makan, sambunglah tali persaudaraan, shalatlah di malam hari ketika manusia terlelap tidur, niscaya kalian masuk surga dengan selamat." (HR Ibnu Majah).
ٱلْحَمْدُ لِلَّٰهِ رَبِّ ٱلْعَالَمِينَ
مَاشَاءَ اللهُ تَبَارَكَ اللهُ
Komentar
Posting Komentar
Sila tinggalkan jejak komentar, saran, masukan, kritik dan segenap tanggapan. Ummi tidak setiap hari memeriksa blog ini. Namun, insyaa Allah diusahakan membalas semampunya apabila senggang. Terima kasih atas kunjungannya :)